Nama : Ahmad Fakhriza Luthfi
NPM : 50416360
Kelas : 2IA13
Mata Kuliah : Peng. Teknologi Internet dan New Media
2.1 Perbedaan TV digital & Analog
TV
Digital
Televisi digital (bahasa Inggris: Digital
Television, DTV) atau penyiaran digital adalah jenis televisi yang menggunakan
modulasi digital dan sistem kompresi untuk menyiarkan sinyal video, audio dan
data ke pesawat televisi. TV Digital bukan berarti pesawat televisinya yang
digital, namun lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau
mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital (Digital Broadcasting). Televisi
resolusi tinggi atau high-definition television (HDTV), yaitu: standar televisi
digital internasional yang disiarkan dalam format 16:9 (TV biasa 4:3) dan
surround-sound 5.1 Dolby Digital. TV digital memiliki resolusi yang jauh lebih
tinggi dari standar lama. Penonton melihat gambar berkontur jelas, dengan
warna-warna matang, dan depth-of-field yang lebih luas daripada biasanya. HDTV
memiliki jumlah pixel hingga 5 kali standar analog PAL yang digunakan.
TV
Analog
Televisi analog mengkodekan informasi
gambar dengan memvariasikan voltase dan frekuensi dari sinyal. Seluruh sistem
sebelum Televisi digital dapat dimasukan ke analog. Sistem yang dipergunakan
dalam televisi analog NTSC (national Television System Committee), PAL, dan SECAM.Kelebihan
signal digital dibanding analog adalah ketahanannya terhadap gangguan (noise)
dan kemudahannya untuk diperbaiki (recovery) di penerima dengan kode koreksi
error (error correction code ).
Perbedaan yang paling mendasar antara
sistem penyiaran televisi analog dan digital terletak pada penerimaan gambar
lewat pemancar. Pada sistem analog, semakin jauh dari stasiun pemancar
televisi, sinyal akan melemah dan penerimaan gambar menjadi buruk dan
berbayang. Sedangkan pada sistem digital, siaran gambar yang jernih akan dapat
dinikmati sampai pada titik dimana sinyal tidak dapat diterima lagi.
Perbedaan TV Digital dan TV Analog
hanyalah perbedaan pada sistim tranmisi pancarannya, kebanyakan TV di
Indonesia, masih menggunakan sistim analog dengan cara memodulasikannya
langsung pada Frekwensi Carrier, Sedangkan pada Pada sistim digital, data
gambar atau suara dikodekan dalam mode digital (diskret) baru di pancarkan.
2.2
Cara Distribusi & Penerimaan TV Analog & Digital
Pada dasarnya, sistem penerima televisi terbagi menjadi dua, yaitu:
-Televisi
Hitam Putih
Pada televisi hitam puth gambar tidak
dapat dilihat sesuai dengan warna aslinya. Apapun yang terlihat dilayar kaca
hanya tampak warna hitam dan putih. Hal ini sangat berbeda dengan televisi
warna, yakni warna gambar yang tampil di layar akan terlihat menyerupai
aslinya.
-
Televisi Warna
Gambar yang kita lihat di layar televisi
adalah hasil produksi dari sebuah kamera. Objek gambar yang ditangkap lensa
kamera akan dipisahkan menjadi tiga warna dasar, yaitu merah (R= red), hijau
(G=green), dan biru (B=blue).
Hasil
pemisahan ini akan dipancarkan oleh pemancar televisi. Pemancar televisi warna
memancarkan sinyal-sinyal:
- Audio (suara)
- Luminasi
(kecerahan gambar)
- Krominasi (warna)
- Sinkronisasi
(vertikal / horizontal)
- Burst
Pada pesawat penerima televisi warna,
semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna dasar red, green, dan
blue akan dicampur kembali pada rangkaian matriks warna untuk menghasilkan
sinyal luminasi Y dan dua sinyal krominansi, yaitu V dan U. Selain gambar,
pemancar televisi juga membawa sinyal suara yang ditransmisikan bersama sinyal
gambar dalam modulasi frekuensi (FM) untuk menghindari derau (noise) dn
interferensi. Untuk memancarkan sinyal ini, pada pemancar dan penerima harus
memiliki sistem warna dan suara yang sama.
Sinyal Pada Televisi Analog dan Digital
Pada televisi analog sinyalnya adalah
analog dengan frekuensi 6 MHz membawa informasi intensitas dan warna untuk
setiap garisnya. Sinyal TV analog di Amerika memiliki 525 garis scanning (scan
line) untuk citra, dan setiap frame direfresh setiap sepertiga puluh detik. Resolusi
mendatar pada televisi analog sekitar 500 titik. Tingkat resolusi ini sangat
hebat pada 50 tahun lalu, tapi pada masa modern ini sudah ketinggalan zaman.
Ada beberapa kelas televisi digital. HDTV merupakan TV digital yang paling
tinggi resolusi digitalnya. HDTV juga memiliki suara surround Dolby Digital
(AC-3). Hasilnya gambar dan suaranya mempesona. TV analog yang berstandar NTSC
di Amerika memiliki 525 garis scanning (di Eropa 625 garis scanning), yang
umumnya terlihat hanya 480 garis scanning.
-Prinsip
Kerja Televisi
Pesawat televisi akan mengubah sinyal
listrik yang diterima menjadi objek gambar utuh sesuai dengan objek yang
ditransmisikan. Pada televisi hitam putih, gambar yang diproduksi akan
membentuk warna gambar hitam dan putih dengan bayangan abu-abu. Kemudian pada
pesawat televisi warna, semua warna alamiah yang telah dipisah ke dalam warna
dasar red, green, dan blue akan disatukan/dicampurkan kembali pada rangkaian
matriks warna untuk menghasilkan sinyal luminasi.
-Sistem
Pengiriman
Pada sistem radio kita hanya berurusan
dengan satu sinyal yaitu sinyal audio berupa percakapan, musik, dan bunyi-bunyi
lainnya. Sedangkan pada sistem televisi situasinya lebih rumit. Ini dikarenakan
dibutuhkan sejumlah sinyal terpisah untuk memancarkan sinyal gambar/video dan
sinyal suara/audio dalam waktu bersamaan (sychronize). Gambar ditangkap oleh
kamera dan diubah ke dalam bentuk sinyal-sinyal listrik mengikuti
terang-gelapnya gambar.
-Sistem
Penerimaan
Pada
penerima sinyal gambar diperkuat dan disinkronkan sehingga reproduksi gambar
aslinya dapat diproyeksikan dan dilihat pada layar. Pada gambar, seksi suara/audio
tidak disertakan untuk penyederhanaan gambar.
-Scanning
Gambar
Pada proses scanning gambar, layar
televisi hitam putih dilapisi dengan fosfor putih dan berkas elektron mewarnai
gambar pada layar saat berkas elektron menumbuk fosfor. Rangkaian elektronik
yang berada di dalam televisi menggunakan kumparan yang bersifat magnetik untuk
menggerakkan berkas elektron dalam suatu pola scan raster dan menuruni layar. Berkas
elektron melintasi layar dari kiri ke kanan, dengan cepat melayang kembali ke
sisi kiri, menuruni layar secara perlahan. Pada saat berkas mencapai di dasar
sisi sebelah kanan, akan bergerak kembali ke sudut kiri atas layar. Ketika
lukisan berkas cahaya melenting kembali, tidak meninggalkan bekas pada layar.
Istilah horizontal retrace digunakan sebagai acuan berkas yang bergerak kembali
ke kiri pada setiap ujung garis, sedangkan istilah vertical retrace sebagai
acuan gerakan dari dasar ke puncak.
2.3
Cara Produksi Tv Digital & Analog
Perangkat TV Analog menggunakan tabung
katoda sebagai display, sementara TV Digital menggunakan panel layar datar
seperti LCD, plasma, atau LED. Akibatnya, TV Analog cenderung lebih besar dan
tebal dibandingkan dengan TV Digital. TV Analog juga mengonsumsi daya yang
lebih banyak dibandingkan dengan TV Digital. Resolusi perangkat TV Digital bisa
diatur di angka 480p (SD = Standar Definition) atau bahkan di 780p atau 1080i /
p yang dikenal sebagai HD atau high definition. HD memungkinkan untuk
meningkatkan ukuran TV tanpa mengorbankan kualitas gambar pada layar. TV Analog
menggunakan resolusi SD. Meskipun telah ada upaya untuk mengimplementasikan
HDTV untuk TV Analog, akan tetapi persyaratan dalam hal bandwidth yang terlalu
besar sehingga tidak mungkin diterapkan. Dalam produksinya, TV Analog biasanya
terbatas pada ukuran di bawah 30 inci karena membuat ukuran layar lebih besar
menimbulkan tantangan yang lebih besar tanpa keuntungan nyata dalam kualitas
gambar. Sementara TV Digital telah berkembang hingga dapat memiliki layar
dengan ukuran lebih dari 50 inci.