Nama : Ahmad Fakhriza Luthfi
NPM : 50416360
Kelas : 4IA13
Mata Kuliah : Pengantar Komputasi Modern
Kesimpulan:
NPM : 50416360
Kelas : 4IA13
Mata Kuliah : Pengantar Komputasi Modern
Kiat Membangun Introspeksi Diri
Setiap
orang perlu introspeksi diri karena itu penting. Mengapa introspeksi diri itu
penting? Saya sebagai manusia, makhluk hidup yang jauh dari kata sempurna,
pasti pernah melakukan kesalahan, atau bahkan sering. Melalui introspeksi diri,
saya dapat menemukan titik kesalahan yang saya belum sadari dalam mencapai
tujuan hidup, dan dapat saya jadikan refleksi diri untuk menjadi lebih baik
dari sebelumnya. Saya sering tanpa sadar melihat kesalahan orang lain bahkan
mengkritik kesalahan yang dibuat orang lain, tanpa mengetahui bahwa saya pun
sering berbuat salah. Melalui introspeksi diri ini, saya dapat memahami
kekurangan dan kelebihan yang saya miliki. Introspeksi diri biasa dilakukan
orang yang ingin mengembangkan potensinya dengan maksimal, agar mencapai apa
yang dinginkan. Tahap awal untuk memulai introspeksi diri yaitu menyadari
terlebih dahulu bahwa tiap hal yang dilakukan oleh kita dan kita anggap baik belum
tentu diterima baik oleh orang-orang, makanya kita perlu lebih meningkatkan kualitas diri dengan cara
menyelidiki diri kita sendiri, mencari kekurangan, dan mengubah kekurangan kita menjadi kelebihan. Lagipula yang paling
mengenal diri kita adalah kita sendiri, bukan
orang lain sehingga kita dapat memaksimalkan potensi diri secara tepat.
Introspeksi
diri membuat saya suka belajar dari pengalaman dan jadikan pengalaman sebagai
guru terbaik untuk membuat saya lebih bijak lagi setelah belajar dari
pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Dampak lainnya dalam belajar dari
pengalaman juga bisa memperjelas tujuan hidup karena dengan saya menentukan
tujuan hidup dan memulai rencana menjalaninya, saya bisa menjadikan setiap
tahap itu menjadi motivasi. Introspeksi diri dapat membantu seseorang untuk
bercermin tentang diri dan kehidupannya selama ini. Hal apa yang telah dilakukannya
selama ini yang ternyata mampu membawanya ke puncak kesuksesan. Serta hal apa
yang selama ini telah dilakukan yang baik secara langsung atau pun tidak
langsung membuatnya jatuh ke dalam lubang kegagalan. Melalui introspeksi diri, saya
akan lebih mudah menentukan tujuan hidup ke depan. Tentunya, tujuan hidup yang didapatkan
melalui introspeksi diri ini akan mampu membawa kita sebagai manusia untuk
mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Ada 3
tahapan penting yang harus dilakukan untuk membangun introspeksi diri. Tahapan
ini tentu bertujuan agar kita memiliki dan melatih kesabaran dalam mengikuti
proses.
Tahap pertama: Memahami dan Menyadari
Kelemahan Diri
Introspeksi
diri harus kita awali dengan sikap rendah hati. Proses ini biasanya dilakukan
penuh kesadaran. Saya menyadari bahwa saya tidak luput dari kekeliruan atau
kesalahan. Misalnya saya memiliki kemampuan komunikasi yang kurang bagus, maka saya
akan belajar menjadi pendengar yang baik. Biasanya orang yang sombong tidak mau
melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibat yang ditimbulkan ialah
tidak mengalami perkembangan. Sikap yang paling menonjol/dominan adalah
menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan menyalahkan Tuhan atas
kegagalannya. Memahami bahwa introspeksi diri merupakan titik kritis yang
berarti kita memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga
diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.
Tahap kedua: Introspeksi dalam setiap
aspek kehidupan
Banyak
orang yang melakukan introspeksi diri setelah mengalami sebuah kegagalan. Hal
ini tentunya tidak salah, karena introspeksi diharapkan mampu membuat seseorang
menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan agar mampu menjadi pribadi yang
lebih baik ke depannya. Sebenarnya, introspeksi diri dapat dilakukan dalam
setiap aspek kehidupan. Introspeksi dapat dilakukan sebelum kita merencanakan
untuk melakukan sesuatu. Dengan melakukan introspeksi di awal, kita akan mampu
mengkaji apa saja hal yang menjadi kelemahan dan kelebihan diri kita, sehingga
kita dapat meminimalisir kemungkinan kegagalan yang dapat terjadi.
Introspeksi
diri dapat pula dilakukan pada saat kita sedang mewujudkan rencana kita.
Introspeksi ini diperlukan supaya kita dapat menelaah hal-hal yang telah kita
lakukan selama ini. Jika pada introspeksi ini kita menemukan adanya kesalahan,
maka kita dapat dengan segera memperbaikinya. Hal ini tentunya mampu mencegah
terjadinya kegagalan dalam rencana kita. Introspeksi diri juga perlu kita
lakukan pada akhir masa setelah kita selesai melakukan sesuatu. Pengalaman
adalah guru yang paling berharga. Karenanya, introspeksi yang dilakukan setelah
kita selesai melakukan sesuatu akan berguna untuk memperbaiki hal yang telah
terjadi. Introspeksi di akhir rencana juga berguna untuk menjadi pembelajaran
agar ke depannya tidak mengulang pengalaman yang sama.
Tahap Ketiga: Proses pembelajaran
menuju pribadi yang lebih baik
Seperti
yang kita tahu bahwa introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau
menyalahkan diri sendiri. Melainkan sebagai bentuk kebesaran hati untuk
memperbaiki dan proses pengembangan diri. Kecenderungan orang yang sulit
melakukan introspeksi diri menunjukan sikap kekanak-kanakan. Dalam proses ini,
kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan
mengembangkan diri sendiri. Cara melakukan instropeksi diri adalah sebuah
proses menyelami dan melihat ke dalam diri sendiri. Nah pada waktu melihat diri
sendiri inilah, kita harus benar-benar jujur agar menghasilkan introspeksi diri
yang tepat. Terakhir, mulailah hidup baru dengan memperbaiki kesalahan masa
lalu, kemudian berpikir ke depan dengan segala sesuatu yang baik. Maka
jadikanlah hari ini sebagai momentum pembaharuan untuk menjadi pribadi yang
sukses, dan lakukan introspeksi diri dengan cara yang tepat.
Introspeksi
diri yang paling baik adalah bersikap jujur pada diri sendiri. Inti dari proses
ini mewajibkan kita untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Untuk
mengetahui apa yang benar kita bisa belajar agama kepada orang yang tepat. Selain
itu dapat pula belajar dari seorang sosok yang layak untuk diteladani seperti
seorang motivator. Kemudian bandingkan semua hal diatas dengan diri kita sekarang.
Nah pada waktu melihat kedalam diri sendiri inilah kita harus jujur. Yang perlu
diingat bahwa, mendengarkan masukan dari teman dan orang-orang
disekeliling kita bermanfaat, namun tidak selamanya benar. Demikian penulisan
saya kali ini mohon maaf jika ada kata
yang kurang berkenan atau kesalahan dalam penulisan.