Sunday 29 March 2020

Tugas Softskill PKM : Kiat Membangun Introspeksi Diri

Nama : Ahmad Fakhriza Luthfi
NPM : 50416360
Kelas : 4IA13
Mata Kuliah : Pengantar Komputasi Modern

Kiat Membangun Introspeksi Diri
Setiap orang perlu introspeksi diri karena itu penting. Mengapa introspeksi diri itu penting? Saya sebagai manusia, makhluk hidup yang jauh dari kata sempurna, pasti pernah melakukan kesalahan, atau bahkan sering. Melalui introspeksi diri, saya dapat menemukan titik kesalahan yang saya belum sadari dalam mencapai tujuan hidup, dan dapat saya jadikan refleksi diri untuk menjadi lebih baik dari sebelumnya. Saya sering tanpa sadar melihat kesalahan orang lain bahkan mengkritik kesalahan yang dibuat orang lain, tanpa mengetahui bahwa saya pun sering berbuat salah. Melalui introspeksi diri ini, saya dapat memahami kekurangan dan kelebihan yang saya miliki. Introspeksi diri biasa dilakukan orang yang ingin mengembangkan potensinya dengan maksimal, agar mencapai apa yang dinginkan. Tahap awal untuk memulai introspeksi diri yaitu menyadari terlebih dahulu bahwa tiap hal yang dilakukan oleh kita dan kita anggap baik belum tentu diterima baik oleh orang-orang, makanya kita perlu  lebih meningkatkan kualitas diri dengan cara menyelidiki diri kita sendiri, mencari kekurangan, dan mengubah kekurangan  kita menjadi kelebihan. Lagipula yang paling mengenal diri kita adalah kita sendiri, bukan  orang lain sehingga kita dapat memaksimalkan potensi diri secara tepat.
Introspeksi diri membuat saya suka belajar dari pengalaman dan jadikan pengalaman sebagai guru terbaik untuk membuat saya lebih bijak lagi setelah belajar dari pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Dampak lainnya dalam belajar dari pengalaman juga bisa memperjelas tujuan hidup karena dengan saya menentukan tujuan hidup dan memulai rencana menjalaninya, saya bisa menjadikan setiap tahap itu menjadi motivasi. Introspeksi diri dapat membantu seseorang untuk bercermin tentang diri dan kehidupannya selama ini. Hal apa yang telah dilakukannya selama ini yang ternyata mampu membawanya ke puncak kesuksesan. Serta hal apa yang selama ini telah dilakukan yang baik secara langsung atau pun tidak langsung membuatnya jatuh ke dalam lubang kegagalan. Melalui introspeksi diri, saya akan lebih mudah menentukan tujuan hidup ke depan. Tentunya, tujuan hidup yang didapatkan melalui introspeksi diri ini akan mampu membawa kita sebagai manusia untuk mencapai kehidupan yang lebih baik lagi.
Ada 3 tahapan penting yang harus dilakukan untuk membangun introspeksi diri. Tahapan ini tentu bertujuan agar kita memiliki dan melatih kesabaran dalam mengikuti proses.

Tahap pertama: Memahami dan Menyadari Kelemahan Diri

Introspeksi diri harus kita awali dengan sikap rendah hati. Proses ini biasanya dilakukan penuh kesadaran. Saya menyadari bahwa saya tidak luput dari kekeliruan atau kesalahan. Misalnya saya memiliki kemampuan komunikasi yang kurang bagus, maka saya akan belajar menjadi pendengar yang baik. Biasanya orang yang sombong tidak mau melakukan evaluasi diri karena selalu merasa benar. Akibat yang ditimbulkan ialah tidak mengalami perkembangan. Sikap yang paling menonjol/dominan adalah menyalahkan orang lain, situasi atau bahkan menyalahkan Tuhan atas kegagalannya. Memahami bahwa introspeksi diri merupakan titik kritis yang berarti kita memiliki sikap waspada dan antisipasi. Kemampuan untuk menjaga diri dan mewaspadai situasi sebelum terjadi hal-hal yang fatal.

Tahap kedua: Introspeksi dalam setiap aspek kehidupan

Banyak orang yang melakukan introspeksi diri setelah mengalami sebuah kegagalan. Hal ini tentunya tidak salah, karena introspeksi diharapkan mampu membuat seseorang menyadari kesalahan yang telah dilakukannya dan agar mampu menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya. Sebenarnya, introspeksi diri dapat dilakukan dalam setiap aspek kehidupan. Introspeksi dapat dilakukan sebelum kita merencanakan untuk melakukan sesuatu. Dengan melakukan introspeksi di awal, kita akan mampu mengkaji apa saja hal yang menjadi kelemahan dan kelebihan diri kita, sehingga kita dapat meminimalisir kemungkinan kegagalan yang dapat terjadi. 
Introspeksi diri dapat pula dilakukan pada saat kita sedang mewujudkan rencana kita. Introspeksi ini diperlukan supaya kita dapat menelaah hal-hal yang telah kita lakukan selama ini. Jika pada introspeksi ini kita menemukan adanya kesalahan, maka kita dapat dengan segera memperbaikinya. Hal ini tentunya mampu mencegah terjadinya kegagalan dalam rencana kita. Introspeksi diri juga perlu kita lakukan pada akhir masa setelah kita selesai melakukan sesuatu. Pengalaman adalah guru yang paling berharga. Karenanya, introspeksi yang dilakukan setelah kita selesai melakukan sesuatu akan berguna untuk memperbaiki hal yang telah terjadi. Introspeksi di akhir rencana juga berguna untuk menjadi pembelajaran agar ke depannya tidak mengulang pengalaman yang sama. 

Tahap Ketiga: Proses pembelajaran menuju pribadi yang lebih baik

Seperti yang kita tahu bahwa introspeksi diri bukan berarti bersikap menghakimi atau menyalahkan diri sendiri. Melainkan sebagai bentuk kebesaran hati untuk memperbaiki dan proses pengembangan diri. Kecenderungan orang yang sulit melakukan introspeksi diri menunjukan sikap kekanak-kanakan. Dalam proses ini, kedewasaan dan kematangan pribadi lahir dari keterbukaan untuk mengevaluasi dan mengembangkan diri sendiri. Cara melakukan instropeksi diri adalah sebuah proses menyelami dan melihat ke dalam diri sendiri. Nah pada waktu melihat diri sendiri inilah, kita harus benar-benar jujur agar menghasilkan introspeksi diri yang tepat. Terakhir, mulailah hidup baru dengan memperbaiki kesalahan masa lalu, kemudian berpikir ke depan dengan segala sesuatu yang baik. Maka jadikanlah hari ini sebagai momentum pembaharuan untuk menjadi pribadi yang sukses, dan lakukan introspeksi diri dengan cara yang tepat.


Kesimpulan:
Introspeksi diri yang paling baik adalah bersikap jujur pada diri sendiri. Inti dari proses ini mewajibkan kita untuk mengetahui apa yang benar dan apa yang salah. Untuk mengetahui apa yang benar kita bisa belajar agama kepada orang yang tepat. Selain itu dapat pula belajar dari seorang sosok yang layak untuk diteladani seperti seorang motivator. Kemudian bandingkan semua hal diatas dengan diri kita sekarang. Nah pada waktu melihat kedalam diri sendiri inilah kita harus jujur. Yang perlu diingat bahwa, mendengarkan masukan dari teman dan orang-orang  disekeliling kita bermanfaat, namun tidak selamanya benar. Demikian penulisan  saya kali ini mohon maaf jika ada kata yang kurang berkenan atau kesalahan dalam penulisan.

No comments :

Post a Comment